Minggu, 01 November 2015

ikatan kimia



BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Terbentuknya Ikatan Kimia
            Ikatan kimia adalah sebuah prpses fisika yang bertanggung jawab dalam interaksi gaya tarik menarik antara dua atom atau molekul yang menyebabkan suatu senyawa diatomik atau poliatomik menjadi stabil. Dengan kata lain ikatan kimia adalah kemampuan suatu atom bergabung dengan atom lain membentuk suatu senyawa. Ikatan kimia dilakukan dengan melepas atau menerima elektron, sehingga susunan elektron menjadi stabil (seperti pada susunan gas mulia). Kecenderungan unsur-unsur untuk menjadikan konfigurasi elektronnya sama seprti gas mulia terdekat dengan istilah aturan oktet. Elektron yang berperan dalam pembentukkan ikatan kimia adalah elektron valensi dari suatu atom/unsur yang terlibat.
            Pada umumnya atom tidak berada dalam keadaan bebas, tetapi bergabung dengan atom lain membentuk senyawa. Dari 90 buah unsur alami ditambah dengan belasan unsur buatan, dapat dibentuk senyawa dalam jumlah tak hingga. Antara dua atom atau lebih dapat saling berinteraksi dan membentuk molekul. Interaksi ini selalu disetai dengan pelepasan energi, sedangkan gaya-gaya yang menahan atom-atom dalam molekul merupakan suatu ikatan yang dinamakn ikatan kimia. Ikatan kimia terbentuk karena unsur-unsur ingin memiliki struktur elektron stabil. Struktur elektron stabil yang dimaksud yaitu struktur elektron gas mulia (golongan VII A).
            Sebuah atom cenderung melepaskan elektron apabila memiliki elektron terluar 1, 2, atau 3 elektron dibandingkan konfigurasi elektron gas mulia yang terdekat.
Contoh:
11Na : 2 8 1 ; Gas mulia terdekat ialah 10Ne : 2 8
Jika dibandingkan dengan atom Ne, maka atom Na kelebihan satu elektron. Untuk memperoleh kestabilan, dapat dicapai dengan cara melepaskan satu elektron.


2.5 Ikatan Van der Waals
            Ikatan van der waals adalah gaya tarik menarik antar molekul (antar kutub) dalam senyawa yang berikatan kovalen. Ikatan Van der Waals atau gaya Van der Waals pada awal abad XX, dikemukakan oleh Johannes Diderik Van der Waals. Gaya ini dibagi menjadi dua yaitu, gaya london dan gaya tarik dipol.
a. Gaya London
            Gaya London ditemukan Fisikawan Jerman yang bernama Fritz London pada tahun 1982. Gaya London (gaya dispersi) merupakan gaya tarik menarik antar molekul nonpolar akibat adanya dipol terimbas yang ditimbulan oleh perpindahan elektron dari satu orbital ke orbital lain membentuk dipol sesaat. Gaya London mengakibatkan molekul nonpolar bersifat agak polar.
            Kemudahan suatu molekul menghasilkan dipol sesaat yang dapat mengimbas ke molekul sekitarnya disebut polarisabilitas. Polarisabilitas berkaitan dengan massa molekul relatif (Mr) dan bentuk molekul. Jika massa molekul relatif semakin besar maka molekul semakin mudah mengalami polarisasi sehingga gaya  London semakin kuat. Dengan massa molekul relatif yang sama besar molekul yang bentuknya panjang lebih mudah mengalami polarisasi dibandingkan dengan molekul yang kecil, kompak dan simetris. Semakin mudah molekul mengalami polarisasi semakin tinggi titik didih dan titik leleh nya. Oleh karena itu jika massa molekul  relatif zat semakin besar maka titik didih dan titik leleh nya semakin tinggi.
            Namun gaya London relatif lemah sehingga apabila suatu zat yang molekulnya hanya mengalami tarik menarik berdasarkan gaya London saja maka tiik didih dan titik lelehnya lebih rendah dibandingkan zat lain yang mengalami tarik-menarik tidak hanya berdasarkan gaya London saja (Mr hampir sama).










b. Gaya Tarik Dipol
            Gaya tarik diol adalah suatu molekul-molekul polar yang cenderung menyusun diri dengan cara saling mendekati kutub positif dari suatu molekul dengan kutub negatif molekul yang lain.
            Semakin besar momen dipol yang dimilik oleh suatu senyawa, semakin besar gaya tarik menarik dipol yang dihasilkan. Gaya ini lebih kuat dibandingkan dengan gaya London. Oleh karena itu, molekul yang mengalami gaya tarik dipol memiliki titik didih dan titik leleh yang lebih tinggi dari pada molekul yang mengalami gaya London (Mr hampir sama)

Ada 5 jenis gaya tarik dipol yaitu, sebagai berikut:
1. Gaya Dipol-Dipol
            Gaya ini akan terjadi jika sesama senyawa kovalen polar saling brinteraksi. Senyawa kovalen polar memiliki 2 dipol yaitu dipol positif (δ+) dan dipol negatif   -).
Interaksi antara dipol (-) dari satu molekul dengan dipol (+) dari satu molekul yang lain akan menimbulkan gaya tarik yang relatif lemah. Kekuatan gaya tarik dipol-dipolini akan semakin besar jika molekul-molekul mengalami penataan dengan ujung (+) suatu molekul mengarah keujung (-) dari molekul yang lain.

2. Gaya Dipol Sesaat
            Jenis gaya ini umumnya dimiliki oleh senyawa kovalen nonpolar. Berbeda dengan senyawa kovalen polar, senyawa kovalen nonpolar yidak memiliki dipol. Gaya ini terjadi akibat adanya pergerakan elektron mengelilingi inti atom secara acak, sehingga pada suatu saat elektron-elektron tersebut akan mengumpul pada salah satu sisi atom dari molekul. Dipol yang terjadi ini akan segera menghilang atau berpindah tempat (sisi) seiring dengan berputarnya elektron.








3. Gaya Dipol-Dipol Terinduksi (Gaya Imbas)
            Jika suatu molekul polar berdekatan dengan molekul nonpolar maka molekul polar dapat menginduksi molekul nonpolar, akibatnya molekul nonpolar tersebut akan memiliki dipol terinduksi/ dipol sesaat  karena elektron-elektronnya akan mengumpul pada salah satu sisi molekul (terdorong/tertarik). Gaya dipol-dipol terinduksi (gaya imbas) adalah suatu dipol dari molekul polar akan saling tarik menarik dengan dipol terinduksi dari molekul nonpolar.

4. Gaya Ion Dipol
            Gaya ini terjadi antar senyawa ion dan senyawa kovalen polar. Ketika dilarutkan dalam senyawa kovalen polar, senyawa ion ini akan terionisasi menjadi kation dan anion. Kation akan tarik menarik dengan dipol negatif sedangkan anion akan tarik menarik dengan dipol positif.

5. Gaya Ion Dipol Sesaat
            Mekanisme terjadinya gaya ini dikarenakan kombinasi dari proses terjadinya gaya dipol-dipol terinduksi dengan gaya ion dipol. Jika ion dari senyawa  ion berdekatan dengan molekul nonpolar maka ion tersebut dapat menginduksi dipol molekul nonpolar. Dipol terinduksi molekul nonpolar yang dihasilkan akan berikatan dengan ion.
            Jenis gaya seperti ini memegang peranan penting dalam sirkulasi darah di dalam tubuh. Ion Fe2+ dalam hemoglobin akan mengalami gaya ion dipol sesaat dengan molekul O2. Kation Fe2+ akan menginduksi molekul O2 yang bersifat nonpolar, kemudian dipol terinduksi yang dihasilkan akan berikatan dengan kation Fe2+.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar